Strategi branding dengan konten panjang dan pendek biasa dilakukan sebuah brand untuk menjangkau audiensnya. Kita tidak hanya fokus pada medsos, tetapi juga perlu memikirkan manfaat konten yang ditulis lebih panjang untuk membangun persona.
Apakah kamu benar-benar serius untuk menjadi penulis profesional? Jangan hanya fokus mengejar konten viral. Kualitas pun perlu dibangun terutama kalau kamu mau dikenal sebagai penulis artikel.
Seperti apa pembahasannya dan bagaimana penerapannya di dalam branding? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Jenis Konten yang Digunakan
Jenis konten yang dipakai dalam branding itu terbagi dalam bentuk panjang dan pendek. Apa maksudnya?
Definisi Konten Panjang
Konten panjang adalah jenis konten yang memberikan jawaban mendalam, analisis terperinci, atau wawasan yang menyeluruh. Biasanya, konten ini lebih dari 1.000 kata, meskipun beberapa pakar menetapkan batas minimum sekitar 1.500 hingga 1.800 kata.
Pada dasarnya, kamu tidak harus menulis hingga lebih dari 1500 kata jika memang semua informasi sudah tersampaikan. Kualitas artikel lebih diutamakan ketimbang hanya sekadar mengejar jumlah kata dengan kalimat bertele-tele.
Konten panjang berkualitas ditandai dengan kedalaman dan ketelitian informasinya. Artikel seperti ini memberikan pemahaman yang jelas tentang topik yang dibahas, memberikan nilai tambah melalui informasi yang substansial, analisis mendalam, dan perspektif dari para ahli.
Arti Konten Pendek
Di sisi lain, konten pendek dirancang untuk menarik perhatian dan mudah dicerna. Konten ini sangat cocok untuk membangun kesadaran atau mendorong tindakan segera. Mulai dari tweet hingga blog dengan kisaran 500-1.000 kata. Konten pendek menyasar pengguna gawai yang mencari jawaban cepat dan ringkas.
Konten pendek memberikan informasi atau hiburan dalam waktu singkat, dengan menyampaikan pesan utama secara padat dan jelas. Jadi, jika kamu ingin menyampaikan informasi dengan cepat dan efektif, konten pendek adalah jawabannya!
Penerapan Konten Pada Strategi Branding
Setiap format konten memiliki peran penting dalam strategi konten yang komprehensif.
Mana yang kamu suka? Apakah kamu lebih suka menulis panjang lebar atau singkat dan padat?
Apapun pilihanmu, pastikan kontennya berkualitas dan relevan dengan target audiens brand yang sedang kamu usung.
Contoh Artikel Panjang
Berikut ini beberapa contoh konten panjang dan manfaatnya sesuai dengan tujuan branding.
Artikel Komprehensif dan Postingan Blog
Artikel komprehensif dan unggahan blog panjang adalah cara yang bagus untuk menunjukkan keahlian sebuah brand dan membangun authority.
Konten seperti ini biasanya ditulis oleh pakar yang tercantum namanya dan sering kali dilengkapi dengan riset, analisis, dan komentar yang mendalam.
Kalau kamu ingin membuat audiens terkesan dengan pengetahuan yang komprehensif, ini adalah cara yang tepat! Seorang content writer tidak harus menjadi pakar di bidang tertentu. Kamu bisa menulis berdasarkan daftar sumber yang kredibel dan bisa dipercaya.
Contohnya, saya pernah menulis untuk website informasi ibu muda dan perawatan bayi meskipun belum menjadi seorang ibu dan bukan ahli medis. Saya mencari sumber info dari jurnal hingga website khusus medis. https://themommy101.com/berat-badan-bayi-baru-lahir/
White Papers dan E-Book
White papers adalah laporan otoritatif tentang isu-isu tertentu dengan nada formal, yang ditujukan untuk audiens profesional. Biasanya fokus pada riset industri, pemecahan masalah, dan kepemimpinan pemikiran.
Sementara itu, ebook memberikan informasi yang lebih mendalam daripada blog panjang pada umumnya. Kamu bisa membagikan ebook sebagai lead magnet di website brand dan melakukan kampanye email marketing.
Artikel Konten Pilar
Konten pilar juga kadang disebut skyscraper content adalah postingan blog yang panjang dan komprehensif. Pokok bahasannya mencakup topik secara mendalam.
Biasanya, panjangnya minimal 2.000 kata dengan konten berkualitas tinggi. Semakin kredibel dan otoritatif konten tersebut, semakin baik performanya.
Tujuan dari konten pilar adalah menjadi lebih berharga dan menyeluruh dibandingkan halaman website atau postingan blog yang ada.
Karena mereka menawarkan lebih banyak value, konten pilar cenderung lebih sering mendapat tautan balik dari blog dan artikel lain. Tautan balik atau backlink akan sangat bagus untuk SEO website brand.
Konten Pendek
Seperti apa konten pendek yang bisa dipakai dalam strategi branding bisnismu? Kamu bisa perhatikan jenisnya di bawah ini.
Konten Medsos
Postingan dan cerita di media sosial seperti Facebook, Instagram, X, Threads, dan LinkedIn sangat ideal untuk menarik perhatian. Konten medsos itu dikemas menarik, mudah dibagikan, dan cepat dikonsumsi.
Story medsos yang hanya bertahan selama 24 jam sangat cocok untuk membangun engagement dan berinteraksi langsung dengan audiens.
Infografis
Infografis menggabungkan visual dan teks untuk menyampaikan informasi yang kompleks secara cepat dan jelas. Fungsinya efektif dalam merangkum data, statistik, atau proses.
Dengan memasukkan infografis ke dalam media sosial, blog, atau artikel, kamu bisa mendorong pembaca untuk membagikan kontenmu, menciptakan tautan balik ke halaman sosial atau situs web kamu. (Baca Juga: Cerita Menarik untuk Personal Branding)
Video Pendek
Klip video pendek seperti reels dengan visual yang menarik dan pesan yang singkat sangat cocok untuk menarik perhatian di platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts.
Video pendek ini cepat viral dan bisa langsung menyampaikan pesanmu dengan cara yang menyenangkan dan informatif.
Microblog
Microblog ini juga bisa disebut sebagai carousel di Instagram. Buat postingan informatif dalam format kalimat-kalimat ringkas dan padat. Kamu bisa merangkum poin dari blog yang lebih panjang dan buat teasernya sebagai microblog. Ajak pembaca untuk mencari tahu informasi lebih banyak di tautan blog.
Strategi branding dengan konten panjang atau pendek bisa kamu kombinasikan ketika mengurus bisnis sendiri atau untuk klien. Jenis konten apa yang paling sering kamu buat nih?

0 Comments