Apakah bisa menjadi bloger profesional tanpa portofolio? Content writer yang belum punya blog biasanya menulis artikel atau konten untuk orang lain, kita sebut dengan sebutan klien. Ketika content writer ingin membangun branding, jadinya mikir-mikir karena bingung mau mulai dari mana. Portofolio content writer yang meyakinkan tentu salah satunya dari blog.
Di sinilah sekarang saya ingin membagikan tentang apa saja yang perlu kamu siapkan kalau mau menjadi content writer yang lebih naik lagi levelnya. Siap?
Persiapan Awal
Namanya juga strategi, kamu butuh membuat rencana agar persiapannya tidak berantakan. Karena kamu masih baru mau mulai membangun personal branding sebagai content writer menggunakan blog, maka tentu ini sudah saya pilih dengan modal kuota dan minimal punya gawai. Modal nol itu tidak mungkin. Kamu punya smartphone dan kuota internet? Nah, ini sudah bisa jadi dasar awalnya.
Bikin Blogspot
Bukan karena blog ini menggunakan blogspot lantas kamu tidak boleh pakai yang lain. Kalau kamu tidak gaptek seperti saat saya mulai ngeblog, kamu bisa pakai WordPress langsung. Blogspot ini ramah banget buat pemula.
Tidak perlu pusing mikirin soal domain dan hosting. Kamu fokus buat blog dengan desain bawaan blogspot. Pilih alamat domain dengan namamu atau identitas yang kamu inginkan. Jangan diubah-ubah meskipun suatu saat ingin kamu jadikan blog profesional. Misalnya, alamat domain dari Anisablog.blogspot.com lalu diubah jadi Anisablog.com.
Tentukan Kategori Tulisan Tanpa Pusing Niche
Sasaran utamanya pasti ingin menjadikan blog ini bisa jadi sumber cuan juga selain sebagai portofolio. Maka, buatlah personal blog, tidak perlu pusing soal niche.
Kalau kamu gigih ingin membangun personal branding dengan niche tertentu, ini juga sama bagusnya. Saran saya di atas berlaku buat kamu yang selama ini jadi content writer dan pusing mau mulai dari mana ketika ingin membuat blog dan personal branding.
Personal blog yang punya beberapa kategori atau jenis tulisan ini disebut juga lifestyle blogger seperti blog pertama saya di wordholic.com. Kategori tulisan yang sebaiknya kamu gunakan adalah Review, Tips, Traveling, Personal Stories. Pengembangan kategori lain pun tidak masalah dan maksimal kategori atau Label ini tujuh jenis saja, jangan kebanyakan.
Kategori Review ini bisa kamu isi review buku, film, hingga review produk. Konten Tips bisa diisi banyak hal dari tips keuangan, tips menulis, dan lainnya. Traveling ini bisa kamu isi pengalaman jalan-jalan di taman hingga ke museum dekat rumah atua review tempat makan serta hotel. Personal Stories bisa kamu isi opinimu atau kejadian menarik dalam hidup.
Cek Manajemen Waktu
Personal branding itu butuh waktu tidak sebentar, tetapi dampaknya bagus sekali untuk karier menulismu. Blog sudah dibuat, tapi jangan dulu berambisi menulis ratusan artikel. Nanti kamu bisa babak belur dan capek di tengah proses.
Cek lagi kesibukan harianmu. Apakah kamu seorang IRT? Mungkin kamu seorang pekerja kantoran seperti saya? Apakah kamu seorang pedagang atau pebisnis online yang butuh waktu banyak mikirin jualan? Maka, masukkan aktivitas nulis atau ngeblog ini di sela aktivitas rutinmu.
Buat target per triwulan untuk pengembangan blog. Agar blogmu diperhatikan mesin pencari, kamu butuh 8-9 artikel per bulan dengan 500 kata per artikel. Jadi, setiap minggu, kamu butuh mengunggah dua tulisan.
Wordholic.com konsisten saya isi artikel sejak 2014-2022 dengan 8-9 artikel per bulan. Ketika sudah mulai ada pengembangan dan punya klien, saya hanya isi 1-2 artikel per bulan. Alasannya? Branding sudah berjalan dan saya fokus pada aktivitas menulis lainnya.
Fokus dulu unggah satu artikel per minggu. Menulis minimal 100 kata per hari sesuai Kategori/Label yang sudah kamu siapkan. Cek kecepatan menulismu lalu tingkatkan hingga bisa dua artikel per minggu.
(Baca Juga: 6 Cara Menulis Artikel Opini Tanpa Pusing)
Proses Menulis
Kalau ini, sih, tidak perlu banyak teori. Tuliskan artikel yang kamu banget. Kalau kamu suka menulis blog dengan bahasa formal, ini juga bebas. Namun, saya sarankan untuk menulis dengan gaya bahasa yang nyaman seperti saat kamu berbicara sehari-hari. Ini adalah blog personalmu, jadi kamu bebas mendesain serta memilih gaya tulisannya.
Mulailah menulis dari yang kamu sukai atau yang kamu kuasai. Jadi, kamu tidak perlu berpikir terlalu keras untuk menulis. Misalnya, di bagian Review, kamu menulis tentang review buku dan produk yang kamu pakai. Kemudian, kamu bisa menulis tentang tips berkebun atau tips mengatur keuangan. Tulis saja banyak hal yang kamu alami dan sesuaikan dengan Kategori/Label pada blogspot.
Dalam proses menulis ini, fokuslah untuk membangun kedisiplinan untuk mengunggah tulisan tiap minggu. Jika suatu hari nanti kamu ingin menulis di satu niche saja, tinggal ubah saja bentuk kategori blogmu dan rebranding tanpa harus ganti domain. Ingin bikin blog niche terpisah juga tidak masalah.
Ayo Mulai Branding
Penulis zaman sekarang harus mau mulai melirik proses branding. Apalagi kalau blogmu masih baru. Cara branding pun tidak butuh banyak biaya, mulailah dengan modal kuota.
Ikuti Komunitas Online
Content writer itu memang perlu punya blog agar ia punya semacam 'kartu nama' untuk diberikan kepada orang lain. Kalau kamu fokus ingin dikenal sebagai content creator saja, medsos seperti instagram atau TikTok masih oke kamu beri tahukan kepada rekan baru. Cuma kalau kamu ingin dikenal sebagai content writer, maka blog ini bisa menjadi penandanya.
Ikuti grup Warung Blogger di Facebook. Bagikan tautan artikel terbarumu di grup dan kamu bisa berkunjung ke blog orang lain untuk berkenalan. Kalau kamu perempuan, kamu bisa juga membuka website Blogger Perempuan untuk mendaftarkan blog di sana dan bagikan juga tulisan terbaru sebagai bahan promosi.
Sesekali Ikut Kompetisi
Ikut kompetisi ini untuk memberi bumbu dalam proses menulis kita. Biasanya, panitia memiliki tema yang bisa kita ikuti sesuai gaya menulis di blog. Di sinilah kamu bisa semakin tahu nama-nama blogger lain hingga saling akrab di medsos.
Saya dapat proyek menulis artikel di sebuah website ibu dan bayi selama hampir 6 bulan karena rekomendasi blogger lainnya. Ini pertanda bahwa networking medsos itu berjalan sama baiknya dengan dunia nyata.
Buat Akun di Website Freelancer
Buat akun di Upwork, Sribulancer, atau Projects.co.id. Mungkin kamu juga tertarik untuk membuat akun di Fastwork? Platform apapun tidak masalah. Kamu juga bisa menulis untuk media seperti IDN Times, Mojok, dan lainnya sehingga namamu sebagai penulis tertera di bawah tulisan.
Saya mendapat klien angka panjang dari Projects.co.id dan saat ini, sih, sudah tidak aktif di sana lagi karena klien datang dari referral. Cobalah terus menulis dan mencari klien di website freelancer supaya portofoliomu bertambah.
Inilah metode yang bisa kamu lakukan untuk mulai menambah portofolio content writer. Tidak perlu canggung dan malu meski kamu baru mulai. Semangatlah untuk mengejar cuan dengan hati riang lewat tulisan. Ingin membangun personal branding dan punya klien tanpa viral? Kamu bisa cek kisi-kisinya di sini. Beli dan baca aja ebook Intuitive Branding seharga 44 ribu ini.
1 Comments
Masih setia nge-blog pakai blogspot hingga kini 😁
ReplyDelete