Ketika saya sedang berselancar di Threads, saya menemukan pertanyaan dari penulis yang ingin kembali aktif menulis blog. Ia bingung mau tetap pakai blog gratisan atau TLD. Kemudian, saya bantu tambah opini sebelum membeli domain atau hosting itu sebaiknya seperti apa.
Saya memiliki beberapa blog aktif mulai dari wordholic.com, wordholic.my.id, dan moviereffi.blogspot.com. Tidak semuanya rajin saya isi, tetapi ini menjadi sebuah keasyikan tersendiri untuk ngeblog dan memberi manfaat buat pembaca. Namun, karena ngeblog itu juga butuh biaya, minimal kuota internet, maka pastinya harus ada perhitungan cermat yang perlu disadari. Seperti apa?
Blog Itu Penting Buat Penulis
Sesuai yang saya tulis secara singkat di Threads, penulis yang sedang menjual jasa sampai kerja sama lainnya, perlu memiliki blog.
Memiliki blog bisa menjadi langkah penting dalam pengembangan karier seorang penulis. Berikut adalah tiga alasan utama mengapa blog dapat memberikan manfaat.
Punya Portofolio Real Time
Blog memberikan kesempatan bagi penulis untuk membangun portofolio yang dapat diakses secara publik. Setiap tulisan di blog menjadi bukti kemampuan menulis, gaya, dan kreativitasmu.
Tiap kali saya hendak melamar sebagai seorang content writer, saya cantumkan tautan blog. Saya menulis artikel travel, opini, tips, dan review di blog wordholic.com secara konsisten pada 2014-2020 dan ini menarik minat calon klien di website freelancer seperti projects.co.id.
Membangun Personal Branding Lebih Awet
Kamu dapat memperkenalkan diri sebagai seorang penulis kepada audiens yang lebih luas jika punya blog yang sudah diranking oleh mesin pencari. Melalui konten yang konsisten dan berkualitas, kamu bisa membangun audiens dan lebih mudah ditemukan baik di Google Search atau mesin pencari lainnya.
Kalau kamu punya pengalaman di bidang tertentu, kamu bisa membuat blog khusus untuk berbagi tentang pengalaman dan proses belajarmu. Inilah alasan saya membangun blog wordholic.my.id agar pembaca tahu jika saya punya platform yang namanya Wordholic Class untuk media belajar hal-hal terkait kepenulisan.
Belajar Tidak Gaptek
Serius, ini yang saya rasakan ketika menjadi seorang bloger. Dulu, saya sangat benci pelajaran Teknologi Informasi, tetapi sekarang saya bisa menikmati materi mengenai SEO dan blog. Semuanya terjadi semenjak saya menekuni dunia blog.
Menekuni blog akan mendorongmu mempelajari Layout blog, plugin atau widget, menyusun perwajahan blog lainnya menggunakan tools yang ada hingga membuat saya belajar banyak hal baru.
Persiapkan Ini Sebelum Membeli Domain atau Hosting Blog
Sebelum kamu memutuskan untuk mengubah blog gratisan menjadi Top-Level Domain (TLD), ada beberapa hal yang perlu kamu persiapkan:
Komitmen
“Sebaiknya blogspot atau WordPress? Kalau beli domain, bagus yang mana?”
Tidak sekali dua kali saya menemukan pertanyaan seperti di atas. Jawaban saya relatif sama. Kalau masih pemula, lebih baik beli domain untuk blogspot yang tidak perlu bayar hosting tiap bulan sambil belajar lebih banyak soal blog. Kalau mau lebih bagus lagi, tentu WordPress bisa menjadi pilihan.
Namun, sesuai yang saya tulis sebagai subjudul, yang kamu butuhkan sebelum memutuskan untuk mengubah blogmu menggunakan fitur domain atau hosting, perkuat dulu komitmen. Blog itu tidak bisa dibangun dalam sekejap mata. Butuh konsistensi tanpa dibayar.
Saya menulis blog wordholic.com sejak 2014 dan dalam kurun waktu 2014-2020 saya terus mengunggah 8-9 artikel per bulan. Setelah tujuan monetisasi konten dan branding sudah lumayan terpenuhi, saya mulai belajar WordPress. Blog wordholic.com masih saya isi tiap bulan dengan 1-2 artikel dan sesekali dapat job, tetapi masa kerja kerasnya sudah lewat. Sekarang, saya mengisi blog ini minimal 4 artikel dalam sebulan.
Tidak Perlu Pusing Soal Niche, Selama Itu Artikel
Menulis konten dengan topik yang hanya ditujukan pada satu niche pembaca itu memang perlu, tetapi bagi pemula, sebaiknya tidak perlu pusing. Saya menulis opini, artikel jalan-jalan, review, cerita keseharian di wordholic.com, sehingga disebut sebagai lifestyle blogger. Tulisan fiksi yang sempat saya unggah, mulai saya hapus. Gunakan blog untuk artikel saja, bukan fiksi.
Setelah kamu terus konsisten menulis, kamu akan menemukan gaya tulisan yang kamu banget. Apakah perlu membuat blog baru jika ingin memiliki blog dengan niche spesifik? Terserah kamu. Apapun pilihanmu, jangan merasa terbebani.
Pikirkan Nama Domain yang Mudah Diingat
Pilihlah nama domain yang unik, mudah diingat, serta relevan dengan konten atau niche blog kamu. Pastikan nama domain tersebut masih tersedia dan belum digunakan oleh orang lain.
Wordholic.com saya pilih karena inilah personal brand yang saya bangun sebagai pecinta tulisan serta bahasa.
Banyak blogger yang menggunakan unsur di dalam nama mereka sebagai nama domain. Misalnya, namamu Susi Susanna, kamu bisa bikin domain Susannablog.com. PIlihlah dengan cermat karena alamat domain ini sebaiknya jangan diganti-ganti karena bisa berpengaruh pada artikel yang sudah diranking mesin pencari seperti Google Search dan membingungkan audiensmu.
Siap Belajar Lebih Lanjut
Selain komitmen mengunggah tulisan, kamu juga wajib siap belajar lebih dalam terkait blog. Saya yang gaptek begini dan tidak suka pelajaran Teknologi Informasi akhirnya keasyikan ketika menyusun Label sebagai Kategori di blogspot sampai mengambil kursus tentang SEO dasar untuk mengembangkan blog. (Baca Juga: Tips Menemukan Suara Dalam Tulisan)
Sudah banyak tutorial di Youtube dan konten medsos lainnya agar bisa menambah pengunjung ke blog. Amati dan cari mentor yang cocok buatmu.
Memutuskan membeli domain dan hosting memang butuh rencana jangka panjang agar kamu tidak lagi hanya menulis di medsos. Kalau ingin serius di dunia content writing, kamu butuh blog sebagai bukti kualitasmu sebagai penulis artikel. Blog pun jadi media personal branding. Ingin belajar membentuk branding melalui intuisi? Beli ebook Intuitive Branding seharga 44 ribu di sini.
0 Comments