Tips Menulis Konflik Cerita yang Menarik untuk Pembaca

 


Saat membaca sebuah cerita, hal yang membuat kita tertarik mengikuti alur cerita tersebut adalah konflik. Konflik menjadi bagian penting dalam sebuah cerita karena dengan adanya konflik, cerita yang ditulis akan semakin seru.

Keberadaan konflik cerita harusnya berbanding lurus dengan keberadaan tokoh, karena konflik bisa membangun karakter dan value tokoh di mata pembaca. Bagaimana tokoh menghadapi konflik cerita, emosi apa yang akan dipancing dari pembaca, dan lain sebagainya.

Hal-hal inilah yang membuat konflik menjadi unsur penting dalam sebuah cerita. Jika sebuah cerita ditulis tanpa konflik, maka kemungkinan besar pembaca akan merasa bosan.

Sebelum mengetahui tips menulis konflik yang menarik untuk pembaca, kita perlu mengenal beberapa jenis konflik yang bisa kita buat.

 

1.       Tokoh vs dirinya sendiri : Konflik ini biasa kita lihat sebagai perdebatan batin. Misalnya seperti bagaimana tokoh berusaha melawan perasaan atau pemikirannya sendiri.

2.       Tokoh vs tokoh lainnya : Jenis ini paling lumrah digunakan. Karena keberadaan tokoh lain bisa memicu konflik.

3.       Tokoh vs lingkungan sosialnya : Tokoh tidak selalu cocok dengan lingkungan di sekitarnya, hal ini bisa kita jadikan konflik dengan memanfaatkan sifat yang membuat tokoh tersebut tidak cocok dengan lingkungan sosialnya.

4.       Tokoh vs supernatural : Jenis konflik ini umumnya digunakan untuk cerita horor, namun kita bisa mengkreasikannya agar hal-hal supernatural tidak hanya berupa hantu. Bisa jadi melawan kekuatan ajaib atau sebagainya.

5.       Tokoh vs teknologi : Konflik cerita ini juga menarik untuk digunakan karena bisa mengembangkan karakter tokoh dan keadaan teknologi dalam setting cerita.

6.       Tokoh vs alam : Memanfaatkan alam sebagai bahan konflik dalam cerita bisa menjadi cara baru membangun alur cerita yang anti-mainstream.




D:\Tulisan Arta\Wordholic\9. Arta - Tips Membuat Konflik\1.jpg

Kita bisa mengembangkan jenis-jenis konflik diatas dengan cara memadukannya dalam satu cerita atau mengkreasikannya sesuai imajinasi kita.


Setelah punya bayangan jenis konflik seperti apa saja yang akan kita tulis dalam cerita, maka hal yang harus dilakukan berikutnya adalah mulai menulis konflik. Berikut Wordholic merangkum tips menulis konflik cerita yang menarik untuk pembaca dalam tulisan di bawah ini :


  1. Munculkan sisi lemah tokoh

    Jangan menulis tokoh yang memiliki sifat sangat sempurna tanpa celah. Buat tokoh kita terlihat manusiawi dengan kelemahan atau kekurangan. Jika cerita yang ditulis bergenre fantasi dengan tokoh utama superhero, tidak berarti superhero yang kita tulis tidak punya sisi lemah. 


Munculkan sisi lemah tokoh, sekalipun tokoh itu adalah superhero. Karena dengan begitu, mainkan konflik cerita dengan memanfaatkan kelemahan tokoh yang bisa menjadi kendala dalam cerita.


  1. Tentukan tujuan/goals tokoh

Dengan adanya tujuan yang jelas, maka segala bentuk halang rintang yang dilalui tokoh dalam meraih tujuannya bisa menjadi sebuah konflik yang seru dalam cerita yang ditulis.


  1. Tetap realistis

Jangan membuat setiap tokoh lempeng dan setuju dengan semua pendapat tokoh utama. Ciptakan perbedaan pendapat antar tokoh. Lakukan observasi dengan lingkungan sekitarmu. Bagaimana pertikaian orang-orang di sekitarmu terjadi, apa yang mereka lakukan, hingga bagaimana menyelesaikannya.


Jangan lupa juga untuk tetap membaca cerita atau film fiksi lainnya, hal ini bisa memicu imajinasi kita membayangkan seperti apa konflik yang akan kita ciptakan.



  1. Buat tokoh antagonis yang kuat 

Keberadaan tokoh antagonis bisa semakin mendramatisir alur cerita yang kita tulis. Ciptakan karakter antagonis yang kuat dan bisa membuat tokoh utama kita terganggu dalam mencapai tujuannya. Dengan begitu pembaca akan terbawa emosi dan penasaran dengan penyelesaian konflik yang terjadi.


  1. Pastikan konflik yang terjadi tidak teralihkan

Kita bisa membuat sub-plot baru, atau bahkan memunculkan masalah baru yang akan dihadapi oleh tokoh dalam cerita. Namun jangan sampai sub-plot tersebut membuat pembaca melupakan konflik utama yang sedang terjadi.






Dengan mengetahui jenis-jenis konflik, kita bisa mulai menentukan konflik macam apa yang akan kita bangun dalam cerita yang kita tulis. Jadi apakah kalian sudah mendapatkan ide konflik cerita seperti apa yang akan dipakai dalam karya yang kalian tulis?



Ditulis Oleh: Arta Laras

1 Comments